Namun sangat disayangkan, fungsi  pakaian sudah banyak berubah. Pakaian sudah tidak lagi memenuhi fungsi  sebagai kulit kedua tubuh manusia. Ia kini lebih berperan sebagai  penghias dan aksesoris tubuh manusia. Bahkan tidak jarang banyak wanita  yang bangga berperilaku menyerupai kera atau sapi, tidak berpakaian  (misal: di film, website, atau tabloid). Mereka menganggap bahwa pakaian  ketat nan seksi identik dengan modern. Tentu pemikiran tersebut salah  besar. Modern identik dengan kemajuan cara berpikir ilmiah dalam ilmu  pengetahuan. Dalam banyak penelitian dibidang kedokteran, pakaian ketat  ternyata menyebabkan banyak gangguan kesehatan. Jika para wanita (yang  berpakaian ketat) itu sedikit merenung dan berpikir ilmiah, tentu mereka  seharusnya segera meninggalkan kebiasaan tersebut (berpakaian ketat).  Namun jika mereka tetap berkeyakinan bahwa pakaian ketat adalah modis,  trend, dan modern, maka otak mereka telah terkena penyakit akut yang  bernama kebodohan. Tentu akal yang sehat hanya akan melakukan hal-hal  yang bermanfaat dan meninggalkan yang berbahaya bagi dirinya. Maka  tanyakanlah, apa manfaat berpakaian ketat? 
 Nah, sekarang mari kita bahas bersama  bahaya-bahaya pakaian ketat ditinjau dari segi medis.
Banyak sekali fakta-fakta di lapangan yang menunjukkan  bahaya pakain ketat bagi kesehatan. Diantara bahaya-bahaya tersebut  antara lain :
1. Paresthesia
Dr.  Malvinder Parmar dari Timmins & District Hospital,  Ontario, Kanada,  baru-baru ini menyatakan bahwa celana ketat sepinggul berpeluang  menimbulkan penyakit paresthesia. Istilah paresthesia  sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland, berarti perasaan sakit atau  abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya.
Dalam  tulisannya di Canadian Medical Association Journal, Parmar  mengakui, setahun terakhir ini kedatangan cukup banyak pasien yang bisa  dikategorikan sebagai korban paresthesia. Dia sudah mengobati sedikitnya  tiga wanita berusia 22 - 35 tahun yang mengeluhkan rasa panas dan gatal  di sekitar paha. Gangguan saraf ringan itu terjadi lantaran mereka suka  sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam  bulan terakhir. 
Hasil  penelitian Parmar menunjukkan, kelainan itu menjadi permanen selama  celana ketat sepinggul melilit di tubuh. Itu sebabnya Parmar menyarankan  menjauhi segala macam pakaian ketat selama terapi.
Menurut  dr. Andradi Suryamiharia Sp.S(K), spesialis saraf yang sehari-harinya  bertugas di RSUPN Cipto Mangun Kusumo, Jakarta dan staf pengajar FK-UI  itu, sebagai gangguan saraf, paresthesia gampang dikenali gejalanya  berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan  terjadi lantaran terganggunya saraf tepi, yakni saraf yang berada di  luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi,  maupun gangguan metabolisme.
2. Ancaman Jamur
Menurut  dr. Kusmarinah Bramono Sp.KK, spesialis kulit dan kelamin RSCM, pada  dasamya semua jenis pakaian ketat berpotensi menimbulkan tiga macam  gangguan kulit baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.
Hal itu  disebabkan masalah kelembaban yang memungkinkan jamur subur berkembang  biak. Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke Klinik Kulit  dan Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.  Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur.  Usia mereka berkisar 15 - 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan  dengan kebiasaan berbusana, tetapi kecenderungan meningkatnya jamur  sebagai sumber penyakit kulit mesti diwaspadai.
Idealnya,  di negara tropis seperti Indonesia, pakaian ketat atau terlalu tebal  memang harus dihindari. Kulit menjadi kekurangan ruang untuk  “bernapas”, sementara cairan yang keluar dari dari tubuh cukup banyak.  Akibatnya, permukaan kulit menjadi lembab. Jika tak diimbangi busana  yang tepat, jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang  banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau  kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta jamur  kandida yang basah dan gatal.
3. Berbekas Hitam
Sesuai  namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi trade mark  sang dermatitis hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan  benda dari luar tubuh.
Benda  asing yang berpotensi gesek tinggi tidak hanya benda keras, semisal:  perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika  terlalu ketat menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar  juga dapat memicu luka.
“Celana  ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya  mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama,  bisa menimbulkan bercak hitam di pangkal paha,” kata Kusmarinah Bramono.  Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat,  warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali. Namun,  Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa  dilakukan secepat membalik telapak tangan.
Jenis  penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah  biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol minip bekas gigitan ulat  bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir  bengkak. 
Biduran  bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Berdasarkan pengamatan Kusmarinah,  banyak pasien tidak menyadari, biduran dapat juga disebabkan oleh  tekanan serta ketatnya pakaian. (http://surauinyiak.wordpress.com/2008/08/14/118/)
4. Kanker Ganas Melanoma
Penelitian  ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian  tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai  penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka.  Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan  mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas  melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan  menyebar sampai ke kaki. 
Penyakit  ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu  yang panjang disekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian  pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di  sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang  berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah  seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan  kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah  sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai  pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa  (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta  merusaknya.
Terkadang  juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam  dada. Juga bagian perut karena adanya dua ginjal yang menyebabkan air  kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit  kanker ganas ini. Penyakit ini juga menyerang janin di dalam rahim ibu  yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan  hidup lama. Obat-obatan belum bisa mengobati kanker ganas ini. (http://sastrosuwiryo.wordpress.com/kisah/)
5. Kemandulan
Pakaian  ketat dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat  dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan  hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin jelas dapat membahayakan kondisi  rahim (Al-Istanbuli, 2006).
6. Menurunkan kesuburan  (fertilitas) pria
”Benar,  celana ketat berhubungan dengan alat reproduksi laki-laki dan akan  mengakibatkan penurunan tingkat kesuburan,” kata dr Ferryal Loetan,  konsultan seks dari Klinik Spesialis Ratna kepada Media.
Menurut  Ferryal, sebenarnya bukan hanya celana tebal dan ketat berbahan denim  yang bisa menyebabkan penurunan tingkat kesuburan pria. Celana dalam  yang terlalu ketat pun, lanjutnya, bisa menurunkan kesuburan. Celana  ketat yang dipakai, jelas Ferryal, bisa meningkatkan suhu di sekitar  selangkangan (sela-sela) paha. Sehingga di sekitar paha lebih panas  dibanding suhu di bagian tubuh lain.
”Panas  di selangkangan itu berpengaruh terhadap testis atau buah zakar. Efek  selanjutnya akan mengganggu fungsi pembentukan spermatozoa. Akibat  pengaruh panas itu, spermatozoa mengalami penurunan tingkat kesuburan.”  
Demikianlah bahaya  dari pakaian ketat dilihat dari sisi medis. Tentu lebih banyak lagi  bahaya yang timbul akibat wanita berpakaian ketat jika dilihat dari sisi  Dien, psikologi, dan sosial. Namun yang sedikit ini semoga menjadi  pelajaran bagi kita semua. 
Sumber : http://islam4all.blog.uns.ac.id/2010/03/22/awas-pakaian-ketat-menyebabkan%E2%80%A6/





Tidak ada komentar:
Posting Komentar